Halaman

Minggu, 08 April 2012

Titrasi Asam-Basa

Titrasi Asam-Basa

Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat”  dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (Pada site ini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).

Prinsip Titrasi Asam-Basa


Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan  konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq)   NaCl (aq) + H2O(l)
contoh lain yaitu:
NaOH(aq) + H2SO4(aq)     Na2SO4 (aq) + H2O(l)
titration.gif 
Indikator Asam-Basa
TABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASA
NAMA
pH RANGE
WARNA
TIPE(SIFAT)
Biru timol
1,2-2,8
merah – kuning
asam
Kuning metil
2,9-4,0
merah – kuning
  basa
Jingga metil
3,1 – 4,4
merah – jingga
  basa
Hijau bromkresol
3,8-5,4
kuning – biru
asam
Merah metil
4,2-6,3
merah – kuning
  basa
Ungu bromkresol
5,2-6,8
kuning – ungu
asam
Biru bromtimol
6,2-7,6
kuning – biru
asam
Merah fenol
6,8-8,4
kuning – merah
asam
Ungu kresol
7,9-9,2
kuning – ungu
asam
Fenolftalein
8,3-10,0
t.b. – merah
asam
Timolftalein
9,3-10,5
t.b. – biru
asam
Kuning alizarin
10,0-12,0
kuning – ungu
  basa
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein.  Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.
pH
< 0
0−8.2
8.2−12.0
>12.0
Kondisi
Sangat asam
Asam atau mendekati netral
Basa
Sangat basa
Warna
Jingga
Tidak berwarna
pink keunguan
Tidak berwarna
Gambar



Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa Kimia

Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa Kimia

Pengertian rumus kimia/senyawa sebagai gabungan dari dua unsur atau lebih yang sama atau berbeda dengan komposisi tertentu dideskripsikan dengan benar.

  Rumus Kimia
Setiap zat, baik unsur maupun senyawa, memiliki rumus kimia masing-masing, yang menyatakan komposisi atom yang menyusun partikel zat tersebut. Partikel unsur-unsur yang berupa atom memiliki rumus kimia yang sesuai dengan lambing unsur itu.
Contoh:
Rumus Kimia Beberapa Unsur
Unsur Rumus Kimia
Emas Au
Besi Fe
Belerang S
Karbon C
Natrium Na
Aluminium Al
Helium He

Ada tujuh unsur yang memiliki partikel berupa molekul dwiatom, yaitu tersusun dari dua atom.


Unsur-Unsur yang Berbentuk Molekul Dwiatom
Unsur Rumus kimia
Hidrogen H2
Oksigen O2
Nitrogen N2
Fluorin F2
Klorin Cl2
Bromin Br2
Iodin I2

Ada pula unsur-unsur yang memiliki partikel berupa molekul poliatom (tersusun dari banyak atom).
Unsur-Unsur yang Berbentuk Poliatom
Unsur Rumus Kimia
Oksigen(ozon) O3
Fosforus P4
Belerang S8

Perlu diperhatikan bahwa unsur belerang mempunyai rumus kimia S8 pada suhu rendah (partikelnya berupa molekul), sedangkan pada suhu tinggi rumus kimianya adalah S (partikelnya berupa atom tunggal). Demikian juga unsur oksigen ada dua jenis. Gas oksigen di udara yang kita hirup sehari-hari mempunyai rumus kimia O2, sedangkan oksigen yang berada dilapisan atas atmosfer mempunyai rumus kimia  O3, dan lebih dikenal dengan nama ozon.
Jika unsur tersusun dari satu jenis atom, maka senyawa mengandung lebih dari satu jenis atom. Untuk senyawa-senyawa yang partikelnya berupa molekul, rumus kimianya menyatakan jenis dan jumlah masing-masing atom yang membentuk molekul senyawa tersebut. Rumus kimia semacam ini disebut rumus molekul. Misalnya air memiliki rumus molekul H2O, sebab satu molekul air terdiri sari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6, yang menyatakan bahwa satu molekul glukosa mengandung 24 butir atom yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Selain rumus molekul, ada pula rumus kimia yang disebut rumus empiris, yaitu rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari berbagai unsur yang menyusun suatu senyawa. Glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6. Tetapi rumus empirisnya adalah CH2O, sebab perbandingan terkecil jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen dalam molekul glukosa adalah 1 : 2 : 1. Di lain pihak, air memiliki rumus empiris yang persis sama dengan rumus molekulnya, yaitu H2O, sebab angka-angkanya tidak dapat disederhanakan lagi menjadi bilangan bulat yang lebih kecil.
Rumus empiris lebih banyak kita pakai untuk menyatakan rumus kimia senyawa-senyawa yang memiliki partikel bukan molekul, melainkan ion. Misalanya, senyawa natrium klorida (garam dapur) merupakan kumpulan ion natrium dan ion klorida dengan perbandingan 1 : 1, sehingga garam dapur memiliki rumus empiris NaCl. Ia tidak mempunyai rumus molekul, sebab tidak ada “molekul klorida”.
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandngan terkecil dari atom-atom unsur yang menyusunsuatu senyawa.


Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah dari atom-atom unsur yang menyusun satu molekul suatu senyawa.

 Tata Nama Senyawa Kimia
Oleh karena di alam semesta ini terdapat berjuta-juta jenis senyawa, dan setiap tahun para ahli kimia di seluruh dunia mensintesis ribuan jenis senyawa baru, maka Komisi Tatanama IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry), suatu badan di bawah UNESCO, telah menyusun aturan tatanama senyawa-senyawa yang digunakan secara seragam di seluruh penjuru bumi.
Pertama-tama kita akan membahas tatanama senyawa biner, yaitu senyawa yang terbentuk dari dua jenis unsur (senyawa yang mengandung dua jenis atom). Aturan umumnya adalah sebagai berikut.
  1. Semua senyawa bner memiliki nama yang berakhiran –ida
  2. Jika senyawa biner tersusun atas atom logam dan atom bukan logam, maka nama logam disebutkan (dituliskan) lebih dahulu lalu diikuti oleh nama bukan logam yang berakhiran –ida.
  3. Jika senyawa biner tersusun seluruhnya dari atom bukan logam, maka penulisan dilakukan berdasarkan urutan :
B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Akhiran –ida disandang oleh atom yang terletak lebih disebelah kanan.
  1. Nama senyawayang sudah umum tidak usah menggunakan aturan tatanama IUPAC.
Contoh :          H2O                air
                        NH3                amonia

TITRASI

TITRASI

ahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian maka titrasi pun kita hentikan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat.  Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.
Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret  dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer  dan larutan ini disebut sebagai analit.
Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik equivalen.
Mungkin kamu bertanya apabila kita menggunakan dua buah larutan yang tidak bewarna seperti H2SO4 dan NaOH dalam titrasi, bagaimana kita bisa menentukan titik equivalent?
Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan menggunakan indicator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi.
Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator fenolpthalein (pp). Bila semua larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka adanya penamb
indicator disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:
V.N titran = V.N analit
Dimana V adalah volume
dan N adalah normalitas.
Kita tidak menggunakan molaritas (M) disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi) yang sama adalah mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian normalitas dengan volume.
Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan yang dipergunakan dalam titrasi pun sangat berguna agar kita mahir melakukan teknik titrasi.

Titrimetri atau volumetri merupakan suatu cara analisis jumlah yang berdasarkan pengukuran volume larutan yang diketahui kepekatan (konsentrasi) secara teliti yang direaksikan dengan larutan contoh yang akan ditetapkan kadarnya. Dalam hal ini terdapat dua jenis bahan baku, yakni:
1.        Bahan baku primer, digunakan untuk menetapkan standarisasi bahan baku sekunder. Ditempatkan sebagai titrat.
2.        Bahan baku sekunder, yang ditetapkan normalitasnya dengan bahan baku primer. Ditempatkan sebagai titran.
Terdapat beberapa jenis metode titrasi, diantaranya titrasi metatetik dan titrasi redoks. Dikhromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks, karena dalam reaksinya terjadi perpindahan elektron atau perubahan bilangan oksidasi. Seperti yang diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi redoks dapat dilihat dari 2 hal berikut:
1.      Terjadi perubahan bilok (bilangan oksidasi).
2.      Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal ini, kalium dikhromat selain berfungsi sebagai bahan baku juga sebagai oksidator).
Kalium dikhromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi Cr3+.
Reaksi:
Cr2O72- + 14 H+ + 6 e       ↔         2 Cr3+ + 7 H2O   E0=1,33 V
Karena daya oksidasinya lebih sedikit dibanding dengan KMnO4 dan Ce (IV). Maka hal ini menyebabkan reaksi sangat lambat. Akan tetapi, dari sifat K2Cr2O7 larutannya sangat stabil, tidak bereaksi dengan (inert terhadap) Cl-, dengan kemurnian tinggi, mudah diperoleh dan murah.
Penggunaan
Terutama untuk penentuan Fe2+, ion klorida dalam jumlah besar tidak mempengaruhi titar ini. Suatu cara tidak langsung untuk menentukan, oksidasi yang diberi larutan Fe2+ berlebihan kemudian kelebihan dititar dengan Standar Dikhromat. Maka cara ini dipakai untuk penentuan NO3-, ClO3-, H2O2, MnO4- dan Cr2O72-.

Jenis Titrasi EDTA

Prosedur-prosedur yang paling penting untuk titrasi ion-ion logam dengan EDTA, adalah:
1.      Titrasi langsung. Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan, dibufferkan samapi ke pH yang dikehendaki (misalnya, sampai pH = 10 dengan NH4+ larutan air NH3), dan titrasi langsung dengan larutan EDTA standar. Mungkin adalah perlu untuk mencegah pengendapan hidroksida logam itu (atau garam basa) dengan menambahkan sedikit zat pengkompleks pembantu, seperti tartrat atau sitrat atau trietanolamina. Pada titik ekivalen, besarnya konsentrasi ion logam yang sedang ditetapkan itu turun dengan mendadak. Ini umumnya ditetapkan dari perubahan-perubahan pM: titik akhir ini dapat juga ditetapkan dengan metode-metode amperometri, kondutometri, spektrofotometri, atau dalam beberapa keadaan dengan metode potensiometri.
2.      Titrasi-balik. Karena berbagai alasan, banyak logam tak dapat dititrasi langsung, mereka mungkin mengendap dari dalam larutan dalam jangka pH yang perlu untuk titrasi, atau mereka mungkin membentuk kompleks-kompleks yang inert, atau indikator logam yang sesuai tidak tersedia. Dalam hal-hal demikian, ditambahkan larutan EDTA standar berlebih, larutan yang dihasilkan dibufferkan samapi ke pH yang dikehendaki, dan kelebihan reagnesia dititrasi balik dnegan suatu larutan ion logam standar, larutan zink klorida atau sulfat atau magnesium klorida sering digunakan untuk tujuan ini. Titik akhir dideteksi dengan bantuan indikator logam yang berespons terhadap ion logam yang ditambahakn pada titrasi balik.
3.      Titrasi penggantian atau titrasi substitusi. Titrasi-titrasi substitusi dapat digunakan untuk ion logam yang tidak bereaksi (atau berekasi denagn tak memuaskan) dengan indikator logam, atau untuk ion logam yang membentuk komplkes EDTA yang lebih stabil daripada komplkes EDTA dari logam-logam lainnya seperti magnesium dan kalsium. Kation Mn+ yang akan ditetapkan dapat diolah dengan kompleks magnesium EDTA, pada mana reaksi berikut terjadi :
Mn+ + MgY2- ? (MY)(n-4)+ + Mg2+
Jumlah ion magnesium yang dibebaskan adalah ekivalen dengan kation-kation yang berada di situ, dapat dititrasi dengan suatu larutan EDTA standar serta indikator logam yang sesuai. Satu penerapan yang menarik adalah titrasi kalsium. Pada titrasi langsung ion-ion kalsium, Hitam Solokrom (Hitam Erikrom T) memberi titik akhir yang buruk; jika magnesium ada serta, logam ini akan digantiakn dari komplkes EDTA-nya oleh kalsium, dan menghasilkan titik kahir yang lebih baik.
4.      Titrasi alkalimetri. Bila suatu larutan dinatrium etilenadiaminatetraasetat, NaH2Y, ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion-ion logam, terbentuklah kompleks-kompleks dengan disertai pembebasan dua ekivalen ion hidrogen :
Mn+ + MgY2- ? (MY)(n-4)+ + 2H+
Ion hidrogen yang dibebaskan demikian dapat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida standar dengan menggunakan indikator asam-basa, atau titik akhir secara potensiometri; pilihan lain, suatu campuran iodida-iodida ditambahkan disamping larutan EDTA, dan iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat standar. Larutan logam yang akan ditetapkan harus dinetralkan dengan tepat sebelum titrasi; ini sering merupakan hal yang sukar, yang disebabakan oleh hidrolisis banyak garam, dan merupakan segi lemah dari titrasi alkalimetri.
5.      Macam-macam Metode. Reaksi pertukaran anatra ion tetrasianonikelat(II) [Ni(CN)4]2-(garam kaliumnya mudah dibuat) dan unsur yang kan ditetapkan, pada mana ion-ion nikel dibebaskan, mempunyai penerapan yang terbatas. Begitulah perak dan emas, yang sendirinya tak dapt dititrasi secara kompleksometri, dapat ditetapkan denagn car ini.
[Ni(CN)4]2- + 2Ag+ ? 2[Ag(CN)2]- + Ni2+
Reaksi ini berlangsung dengan garam perak yang hanya sedikit sekali dapat larut, jadi memberi satu metode untuk penetapan ion halida Cl-, Br-, I-, dan ion tiosianat SCN-. Anion-anion ini mula-mula diendapkan sebagai garam perak, dan garam perak ini dilarutakn dalam larutan [Ni(CN)4]2-, dan nikel yang dengan demikian dibebaskan dalam jumlah ynag ekivalen, lalu ditetapkan dengantitrasi cepat dengan EDTA dengan menggunakn indikator yang sesuai (Mureksida, Merah Bromopirogalol).
Sulfat dapat ditetapkan dengan mengendapkannya sebagai Barium sulfat atau Timbel sulfat, endapan dilarutkan dalam larutan EDTA standar berlebih, dan kelebihan EDTA dititrasi balik dengan larutan Magnesium atau Zink standar dengan menggunkan Hitam Solokrom (Hitam Erikrom T) sebagai indikator.
Fosfat dapat ditetapakan dengan mengendapkannya sebagai Mg(NH4)PO4.6H2O, melarutkan endapan dalam asam klorida encer, dan menambahkan larutan EDTA standar berlebih, serta membufferkan pada pH = 10, dan menitrasi-balik dengan larutan ion Magnesium standar dengan adanya Hitam Solokrom.

Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

Cara mengetahui titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2.  Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator fenolftalein.
                  
Sebelum mencapai titik ekuivalen              Setelah mencapai titik ekuivalen
indcolors

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

Jumat, 02 Maret 2012

g.a.l.a.u

Teruntuk calon imam-ku

Duhai Calon Imamku...



Ku tulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang
KU ungkap getar ini dalam ragu yang tertahan...
Untukmu seorang ikhwan yang tak juga kunjung datang...

Aku bersama semua baktiku yang tertunda
Bersama sepotong cinta yang tak akan sempurna
Bila tidak juga kau ada...

calon suamiku yang tidak ku tahu engkau ada dimana
Kelak bila kau datang izinkan bakti dan taatku melebur bersama senyummu..
Izinkan cinta dan kehormatanku terpatri kuat untuk menjaga kehormatanmu...
Untukmu calon suamiku yang sedang berdakwah entah dimana

♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*•♫

Ketahuilah...
Bahwa aku wanita asing bagimu
Nanti terangkanlah apa - apa yang tidak kumengerti darimu
Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai darimu
Agar gelar istri sholehah menjadi mahkotaku untuk mendampingimu...

 
Duhai calon suamiku yang masih sibuk dalam kelelahanmu...
Ketahuilah bahwa aku selalu menunggumu..
Menunggu menjadi kendaraan yang nyaman buatmu..

Menjadi rumah yang lapang untukmu...
Menjadi penunjuk jalan yang lurus untukmu...
Menjadi penyejuk hatimu...

♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*•♫

 
Dan Wahai engkau calon pengobat cintaku...
Bila nanti ALLOH rizkikan engkau untukku

Maka semoga aku juga menjadi rizki mulia untukmu...
Sebutir mutiara seindah wanita sholeh
Bersama menyempurnakan hati dalam Mahabah-Nya..

Menyemarakan dakwah dengan para Jundi - jundi ALLOH...
Aku bersama kesederhanaan yang terbalut taqwamu...
Bersama menggapai perjuangan ini...
Yang karenamu ALLOH semakin sayang padaku...

Pada dakwahku...
Duhai Pemilik tulang rusukku, Aku Diam sengaja tak menampakkan diri, agar engkau benar-benar
menemukanku dalam sujudmu istikharah Cintamu...
Maka Temukanlah Aku Wahai Calon imam dalam Sholatku

❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤✫•°*”☀”*°•✫❤

♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸::♥::♥.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*•♫
dibuat khusus buat temen-temen yang lagi galau
galau ga punya pacar, galau belum punya suami...hahaha:)))
sebaiknya lebih banyak berdoa...ia toh
juga usaha......

minuman ion 2

AIR ZAMZAM DAN KHASIATNYA


 Pernah pada 1971, seorang doktor menulis surat kepada European Press yang mengatakan bahwa air Zamzam tidak cocok untuk diminum. Surat itu jelas merupakan tanda prasangka terhadap kaum Muslimin. Pernyataannya ini berdasarkan bahwa Kabah merupakan suatu tempat di bawah permukaan laut dan berlokasi di pusat kota Makkah, maka air limbah kota itu berkumpul melalui tetesan-tetesan air lalu merembes ke dalam sumur hingga akhirnya meresap ke dalam air Zamzam.
Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal, yang memicu kemarahannya. Raja memutuskan untuk menolak pernyataan provokatif sang doktor. Diperintahkannya Menteri Pertanian dan Sumber Daya Air untuk meneliti dan mengirim sampel air Zamzam ke laboratorium Eropa untuk dilakukan pengujian kelayakan minum. Menteri lalu menugaskan Otorita Jeddah dan Tanaman Desalinasi guna menjalankan tugas ini.Seorang peneliti Thariq Husain yang bekerja sebagai a desalting engineer (insinyur kimia untuk menghasilkan air minum dari air laut) ditunjuk untuk memimpin proyek ini. Ia segera pergi ke Makkah. Ketika sampai di sumur tersebut, sulit bagi Thariq untuk mempercayai bahwa sekolam air, yang berukuran kira-kira 6 x 4,5 meter merupakan sumur yang menyuplai jutaan galon air setiap tahun untuk para jamaah haji dan penziarah, sejak kehadirannya pada zaman Nabi Ibrahim as.

Bersama dengan asistennya ia segera memulai penelitian. Mula-mula mereka mencari apakah di dalam sumur Zamzam tersebut terdapat jalan masuk air baik itu berupa celah sempit ataupun saluran pipa yang menghubungkan sumur tersebut dengan sumber air Zamzam. Dengan menggunakan shower yang digerakkan ke setiap sudut sumur diketahui bahwa tak satu pun jalan masuk ataupun pipa yang menghubungkan sumur tersebut dengan sumber airnya.
Akhirnya, Thariq mengambil alternatif lain. Ia memindahkan air sumur Zamzam itu ke dalam sumur lainnya dengan pompa alih yang besar. Maksudnya, untuk menurunkan tingkat permukaan air sehingga memudahkannya mencari titik masuk air. Semula upaya itu tidak berhasil. Namun ia mengulangi lagi karena merasa tidak ada metode lain selain metode tersebut. Dengan penuh kehati-hatian, Thariq dan asistennya mengulangi cara itu. Beberapa saat kemudian, asistennya yang turun ke dalam sumur menemukan sesuatu. Ia merasakan pasir di bawah kakinya bergerak dan memancarkan air di sekeliling dasar sumur. Karena itu, permukaan air tetap stabil. Setelah menyelesaikan penelitian, Thariq mengambil sampel air Zamzam untuk diuji di laboratorium Eropa.

Sebelum meninggalkan Kabah, ia menanyakan kepada otorita setempat tentang sumur-sumur lain di seputar Makkah. Mereka menjawab, sumur-sumur tersebut kebanyakan kering. Sesampainya di Jeddah, Thariq melaporkan hasil temuannya kepada atasannya yang mendengarkan dengan penuh perhatian namun membuat komentar yang sangat tidak rasional. Menurutnya sumur Zamzam secara internal bisa dihubungkan dengan Laut Merah. Padahal, bagaimana mungkin itu terjadi padahal Makkah jaraknya sekitar 75 km dari laut dan sumur yang berlokasi sebelum kota lazimnya tetap kering? Perbedaan antara air Zamzam dan air pada sumur lainya terletak pada kandungan kalsium dan garam magnesium. Kandungan zat-zat ini setidaknya lebih tinggi dalam air Zamzam. Inilah barangkali mengapa air Zamzam menyegarkan para haji yang kelelahan. Tapi yang lebih signifikan, air itu mengandung flouride yang punya daya efektif membasmi kuman penyakit. Bahkan, ulasan dari laboratorium Eropa menunjukkan bahwa air tersebut layak minum.

Ini merupakan suatu rahmat, hasil studi ini menunjukkan komposisi kimiawi air Zamzam yang amat bermanfaat untuk manusia Sebenarnya, semakin kita menggalinya, semakin banyak keajaiban yang muncul. Di sinilah letak keagungan Allah. Ia mengaruniakan suatu hadiah bagi orang yang beriman yang datang dari jauh dan meluaskan tanah padang pasir bagi para penziarah.

Ciri-ciri yang terkandung dalam sumur Zamzam adalah:
1. Sumur ini tak pernah kering, sebaliknya senantiasa penuh.
2. Mengandung komposisi garam dan cita rasa yang sama sejak kemunculannya. Serta Potabilitas (kelayakan untuk diminum)nya senantiasa diakui secara universal oleh para jamaah haji dari seantero dunia yang mengunjungi Kabah setiap tahun untuk haji dan umrah.
3. Cita rasa air berbeda-beda di setiap tempat sedangkan daya tarik air Zamzam selalu universal.
4. Air ini tidak pernah diolah secara kimiawi atau diklorinasi, sebagaimana air-air yang ada di kota-kota. Biasanya tumbuhan muncul di banyak sumur. Ini menyebabkan air rusak lantaran pertumbuhan algae yang menyebabkan masalah cita rasa dan aroma. Namun dalam kasus sumur Zamzam, tidak ada pertumbuhan biologis.

Inilah keajaiban yang berasal dari ratusan tahun yang silam, ketika Sayyidah Hajar as mencari air di antara bukit Shafa dan Marwa untuk diminumkan kepada Hazrat Ismail as yang baru lahir. Ketika ia lari dari satu ke tempat lain mencari air, anaknya menendang-nendangkan kakinya ke pasir. Seketika itu juga, berkat rahmat Allah , air menyembur keluar dari bawah kaki Ismail as dan membentuk kolam. Inilah yang kita kenal sebagai air Zamzam.
Beberapa Khasiat Air Zamzam

Dikatakan menurut beberapa kitab seperti Al-‘Aqdus Sam’în dan Tahdzib Al-Asma’ wa al-Lughât bahwa air Zamzam akan menghasilkan pengaruh tertentu kepada si peminum sesuai dengan niatnya. Dikabarkan dalam Zadul Ma’ad bahwa ketika Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah sakit, dan waktu itu tidak ada obat dan dokter, ia segera mengambil air Zamzam, membaca al-Fatihah sebelumnya, dan meminumnya. Akhirnya, ia pun sembuh. Pengalaman serupa juga dialami oleh Jalâl al-Dîn al-Suyuthi. Berkat air Zamzam, ia berhasil mencapai kedudukan keilmuan yang tinggi dalam bidang ilmu fikih dan ilmu hadis. Tentu saja, untuk mendapatkan keberkahan dari air Zamzam itu disyaratkan adanya niat yang ikhlas dan keyakinan akan kekuasaan Allah.

Seorang sahabat Nabi saw yang dikenal sebagai ulama di masanya, yakni Ibn ‘Abbas, diceritakan mendapatkan tiga keberkahan dari air Zamzam yaitu kefakihan akan ilmu, keluasan rezeki, dan tiadanya penyakit selain penyakit ketuaan. Sekaitan dengan adab meminum air Zamzam, Ibn ‘Abbas menyarankan agar ketika kita minum air tersebut, kita menghadap kiblat, membaca basmalah, meminumnya, dan setelahnya mengucapkan hamdalah. Sebaiknya pula tidak diminum langsung sekaligus habis. Upayakan minum seteguk demi seteguk seraya bergantian membaca basmalah dan hamdalah.

minuman ion

Pocari Sweat dan Air Zamzam



Kenalan dulu yuk sama Pocari Sweat
Pocari_Sweat2
Pocari Sweat, enak dan segar
Pocari Sweat
Hai kawan apa kabar hari ini? Semoga selalu sehat wal afiat yaa.. Makin ceria dan makin sukses selalu… amiinn.
Kawan… sebelum kita mengetahui sejarah Pocari Sweat atau nonton video sejarahnya, tidak ada salahnya kan kenalan dulu sama Pocari Sweat? hehehe. “Tak kenal maka tak sayang”, kalao udah kenal harus sayang lo ya? *nodong. keingetan dulu sempet nonton sejarahnya pocari sweat, huahhh keren abis
ehhh kebetulan di kampus dosen kimia nerangin tentang ion jadi nyambung sama minuman yang ini dech. Udah pada tahu kan apa itu Pocari Sweat? Kebangetan kalao gak tahu xixixi.
okkk kita mulai iaaa...
Pocari Sweat (ポカリスエット Pokari Suetto) adalah minuman kesehatan paling populer di Jepang yang di produksi oleh perusahaan Otsuka Pharmaceutical Co, Ltd. Selain di Jepang, minuman dengan kemasan berwarna dasar biru ini juga dipasarkan di daerah Asia Timur lainnya, Asia Tenggara dan Timur tengah.
Nama Pocari Sweat sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Iklan Pocari Sweat sering kita temui di televisi dengan slogan khasnya “Minuman pengganti ion tubuh“. Di akhir iklan disisipi slogan untuk penyemangat Pocarian (sebutan untuk pecinta Pocari Sweat -Ros) yang berbunyi “Go Ion !!“.

Fungsi dan keunggulan Pocari Sweat apaan sih?

Sesuai dengan slogannya, fungsi Pocari Sweat adalah menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang. Yaitu cairan tubuh yang hilang setelah berolahraga atau beraktifitas berat serta banyak mengeluarkan keringat. Misalnya usai jogging, bersepeda, dsb.
Pocari Sweat juga bermanfaat untuk mengembalikan kondisi tubuh. Misalnya kelelahan, seharian berpuasa, dsb. Termasuk mengembalikan kondisi tubuh usai sakit. Rasa Pocari Sweat juga enak dan segar, jadi tidak bosan minum kapan saja dimana saja.


Sejarah kesuksesan Pocari Sweat mulai nol

Sekilas tentang Akihiko dan mimpi besarnya

Mengisahkan tentang Akihiko Otsuka (35th) cucu dari pendiri Otsuka Group. Pada tahun 1973 ketika istirahat kerja dia mempunyai tekat untuk mengembangkan produk yang belum pernah ada.
Rokuro Harima (44th) staff ahli rasa, atas pengalamannya di Mexico, memberikan saran kepada Akihiko untuk mengembangkan cairan minuman infus. Namun Akihiko menolak lantaran waktunya belum tepat.

Cairan infus yang enak diminum?

Tiga tahun kemudian, Akihiko menjabat sebagai presiden direktur yang ketiga. Memanggil kembali dan meminta Harima dan Akihisa Takaichi (33th – peneliti muda) untuk mengembangkan minuman kesehatan.
Harima menyerahkan penelitian kepada Takaichi. Takaichi pun melakukan penelitian dan ujicoba membuat minuman dari kompisi keringat. Namun ujicobanya sangat jauh dari sempurna.

Minuman Pocari Sweat ditemukan

Hampir 3 tahun Takaichi melakukan ujicoba lebih dari 1000 kali namun tetap belum sempurna. Tanpa rencana, Akihiko mencampur minuman Takaichi dengan minuman serbuk instant rasa jeruk yang juga belum sempurna.
Dari kejadian tersebut ditemukan rasa yang pas. Takaichi pun melakukan penelitian dari aneka rasa jeruk hingga ditemukan rasa yang sempurna. Ujicoba diberikan kepada para peneliti lain juga para direksi. Pocari siap di produksi.

Pocari Sweat ditolak konsumen

Tahun 1980 Pocari Sweat pun di produksi. Namun tanggapan konsumen sangat jauh dari harapan. Semua toko pengecer menolak Pocari. Bahkan konsumen langsung di event-event pun mencaci Pocari.
Hingga akhirnya, Akihiko memberi keputusan yang mengejutkan. Dia memerintahkan agar membagikan Pocari Sweat secara gratis tanpa batas hingga akhir tahun agar Pocari bisa dikenal luas.

Video 5 : Dibagikan gratis, rugi besar namun akhirnya sukses berlipat

Pembagian gratis dimulai secara besar-besaran diseluruh Jepang. Terutama tempat-tempat olahraga, fitnes dan sejenisnya. Pembagian tanpa batas mencapai 30juta kaleng atau setara dengan 400 milyar rupiah.
Namun tahun 1981, tahun kedua penjualan seiring datangnya musim panas Pocari Sweat laris sangat dratis. Penjualan pun meningkat hampir 3x lipat menjadi 2,6 trilliun rupiah yang sebelum nya hanya 600 milliar rupiah. Pocari Sweat pun berjaya.

Pelajaran yang bisa diambil dari sejarah Pocari Sweat

Setelah melihat video dan atau baca ebook ejarah Pocari ini apa kita dapatkan kawan? Tentu banyak sekali pelajaran berharga bukan? Yap, kalao saya sendiri dapat pelajaran-pelajaran sebagai berikut :
  • ternyata Pocari terinspirasi dari cairan infus dan keringat
  • ternyata cairan infus bisa diminum untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
  • ternyata Pocari paling enak dan segar diminum saat berkeringat usai olahraga atau beraktifitas berat.
  • ternyata air soda bisa digunakan untuk minum obat sebagai pengganti air putih.
  • ternyata air keringat itu memang beneran asin hihihi. Itu disebabkan karena adanya ion natrium.
  • ion kalium/ion magnesium penyebab rasa pahit pada keringat.
  • untuk meraih kesuksesan tidak selalu berjalan sesuai harapan dan harus dilakukan dengan kerja keras.
  • bila menjual produk/pasar baru harus mengenalkan secara luas dan berkualitas terlebih dahulu. Bukan menjual produk dulu tapi mengenalkan konsep, rasa, kualitas dan manfaat suatu produk.
buat anak-anak gaul pasti tau sama ost pocari sweat yang satu ini,,,,
ayoo sedikit gerakan tubuhmu.....

lihat pula ini  juga kawan > air zam zam dan khasiatnya


Rabu, 29 Februari 2012

analisis kualitatif

ANALISIS KUALITATIF (KATION ANION)



Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :

1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.

4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :

* Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .

* Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.

* Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi

* Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat.

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan

bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.

Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah

1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .

2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.

3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.

b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.

c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.

d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan

bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.

REAKSI:
Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih + H-
2. 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI → PbI2
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓ merah + 2k+
HgI2 +2 KI → K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓ kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓ putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 → Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI → CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH → CU(OH)2 ↓ biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH → CU (OH)2 ↓biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI →
2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH04 ↓ putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 + 2 NH+
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 → K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓ kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓ Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 ↓ biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN →
Golongan III B
Zn2-
1. Zn2- + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 ↓ putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 → Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
CO2-
1. CO2- + NH4OH → CO(OH)2 ↓ hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH → CO9OH)2 ↓ biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 → CO(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
Golongan IV
Ba2-
1. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 ↓ kuning
2. Ba2- + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih
Uji nyala
Ba → kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 → CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 → CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca → merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr → merah karmin
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 → Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl-
1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3-
AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl­-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-
3. Cl- + CuSO4
I-
1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-
2. I- + Ba(NO3)2
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO-
SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
Golongan B
S2-
1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-
Golongan C
CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
→ 3Fe(OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO32-
1. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COO-
PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32-
1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3-
Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO42-
Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-
Golongan F
PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-
Golongan G
1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

SUMBER :
Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.